Seorang lelaki mempunyai banyak anak, sehingga membuat dia merasa sempit hidupnya, karena tidak memiliki pekerjaan. Merasa putus asa, Diapun akhirnya meninggalkan anak – anaknya nya dan pergi begitu saja.
Di tengah jalan dia bertemu dengan seseorg yang menawarkan kepad nya pekerjaan. Orang itu berkata : "Maukah kamu aku beri pekerjaan? dan aku akan memberimu gaji". Lelaki itu pun gembira sekali dan bertanya : "Apa yang harus aku kerjakan?". Orang itu berkata :
"Pekerjaanmu adalah memberi minum seekor burung hingga kenyang". "Baiklah" jawab lelaki itu. Pemberi pekerjaan pun mengajak lelaki tersebut ke sebuah sumur dan memberinya sebuah timba, sambil berkata : "ambillah air di sumur dgn timba ini, dan berikan minum kepada burung di sangkar itu".
Setelah memberi tugas, orang itu meninggalkannya. Lelaki itupun segera mengambil air dari sumur dengan timba, dan mulai memberi minum kepada burung tersebut. Sepanjang hari lelaki tersebut memberi minum kepada burung itu, akan tetapi burung tersebut, terus meminum dan tidak merasa kenyang sama sekali.
Hal itupun membuat sang lelaki merasa sedih, karena takut tidak di bayar gajinya, jika sampai burung itu tidak kenyang. Di sore hari datanglah si pemberi pekerjaan, dan melihat lelaki itu sedang putus asa kepada si burung, karena masih tidak kunjung kenyang. Pemberi pekerjaan pun berkata : "Wahai fulan, sesungguhnya aku bukan seorang manusia, aku adalah Malaikat yang di tugaskan oleh Alloh kepadamu, untuk menunjukkan betapa lemahnya dirimu.
Memberi makan seekor burung saja engkau tidak sanggup, apa engkau pikir dirimu sanggup untuk memberi makan anak- anakmu? kembalilah kepada anak - anakmu, sesungguhnya Alloh lah yang memberi mereka rizqi, serahkanlah urusanmu dan urusan keluargamu kepada Alloh, tugasmu adalah usaha dan selebihnya adalah urusan Alloh.
Catatan :
"yang memberi kita rizqi bukanlah pekerjaan, atau karena kepintaran kita, yang memberi kita rizqi adalah Alloh swt.
Jgn pernah merasa dirimu yang memberikan makan anak – anakmu atau istrimu, tujuan kita bekerja adalah yang pertama : untuk beribadah, karena pekerjaan kita adalah ibadah maka berniatlah sebelum bekerja dengan niat beribadah kepada allah swt melalui pekerjaan yang baik
Yang ke 2 : adalah agar kita tidak berpangku tangan kepada manusia.
Yang ke 3 : untuk menjauhkan diri kita dan keluarga kita dari rizqi yang haram". Jika memang seseorang mendapat rezki karena dia pekerja keras? Maka semua kuli bangunan akan menjadi org paling kaya, jika seseorg mendapat rizqi karena kepintarannya/ karena ilmunya? Maka orang – orang yang bodoh tidak akan memiliki apa – apa dan mati karena tidak mendapat rezki.
"Di ceritakan, suatu hari Imam Abu Yazid RA, solat sebagai makmum di belakang seorg imam, di salah satu masjid. Setelah salam, imam tersebut berkata : "Wahai Abu Yazid, aku lihat kamu tidak memiliki pekerjaan, lalu darimana kamu bisa makan setiap harinya?". Abu Yazid pun berkata :
"Sabarlah sebentar, aku akan mengulangi solatku".
Setelah selesai mengulangi solatnya, sang Imam bertanya : "Bukankah engkau tadi sudah solat menjadi makmum ku? Knp kau ulangi lagi solatmu?". Abu Yazid berkata : "Aku mengulangi solatku, karena kamu adalah orang yang ragu, bahwa Alloh lah yang memberi rizki kepada makhluk.
Dan kamu tidak pantas menjadi imam karena keraguanmu, sebaiknya kamu berhenti menjadi Imam dalam solat. Abu Yazid pun, pergi meninggalkan imam tersebut.
Catatan Tambahan :
Di tengah jalan dia bertemu dengan seseorg yang menawarkan kepad nya pekerjaan. Orang itu berkata : "Maukah kamu aku beri pekerjaan? dan aku akan memberimu gaji". Lelaki itu pun gembira sekali dan bertanya : "Apa yang harus aku kerjakan?". Orang itu berkata :
"Pekerjaanmu adalah memberi minum seekor burung hingga kenyang". "Baiklah" jawab lelaki itu. Pemberi pekerjaan pun mengajak lelaki tersebut ke sebuah sumur dan memberinya sebuah timba, sambil berkata : "ambillah air di sumur dgn timba ini, dan berikan minum kepada burung di sangkar itu".
Setelah memberi tugas, orang itu meninggalkannya. Lelaki itupun segera mengambil air dari sumur dengan timba, dan mulai memberi minum kepada burung tersebut. Sepanjang hari lelaki tersebut memberi minum kepada burung itu, akan tetapi burung tersebut, terus meminum dan tidak merasa kenyang sama sekali.
Hal itupun membuat sang lelaki merasa sedih, karena takut tidak di bayar gajinya, jika sampai burung itu tidak kenyang. Di sore hari datanglah si pemberi pekerjaan, dan melihat lelaki itu sedang putus asa kepada si burung, karena masih tidak kunjung kenyang. Pemberi pekerjaan pun berkata : "Wahai fulan, sesungguhnya aku bukan seorang manusia, aku adalah Malaikat yang di tugaskan oleh Alloh kepadamu, untuk menunjukkan betapa lemahnya dirimu.
Memberi makan seekor burung saja engkau tidak sanggup, apa engkau pikir dirimu sanggup untuk memberi makan anak- anakmu? kembalilah kepada anak - anakmu, sesungguhnya Alloh lah yang memberi mereka rizqi, serahkanlah urusanmu dan urusan keluargamu kepada Alloh, tugasmu adalah usaha dan selebihnya adalah urusan Alloh.
Catatan :
"yang memberi kita rizqi bukanlah pekerjaan, atau karena kepintaran kita, yang memberi kita rizqi adalah Alloh swt.
Jgn pernah merasa dirimu yang memberikan makan anak – anakmu atau istrimu, tujuan kita bekerja adalah yang pertama : untuk beribadah, karena pekerjaan kita adalah ibadah maka berniatlah sebelum bekerja dengan niat beribadah kepada allah swt melalui pekerjaan yang baik
Yang ke 2 : adalah agar kita tidak berpangku tangan kepada manusia.
Yang ke 3 : untuk menjauhkan diri kita dan keluarga kita dari rizqi yang haram". Jika memang seseorang mendapat rezki karena dia pekerja keras? Maka semua kuli bangunan akan menjadi org paling kaya, jika seseorg mendapat rizqi karena kepintarannya/ karena ilmunya? Maka orang – orang yang bodoh tidak akan memiliki apa – apa dan mati karena tidak mendapat rezki.
"Di ceritakan, suatu hari Imam Abu Yazid RA, solat sebagai makmum di belakang seorg imam, di salah satu masjid. Setelah salam, imam tersebut berkata : "Wahai Abu Yazid, aku lihat kamu tidak memiliki pekerjaan, lalu darimana kamu bisa makan setiap harinya?". Abu Yazid pun berkata :
"Sabarlah sebentar, aku akan mengulangi solatku".
Setelah selesai mengulangi solatnya, sang Imam bertanya : "Bukankah engkau tadi sudah solat menjadi makmum ku? Knp kau ulangi lagi solatmu?". Abu Yazid berkata : "Aku mengulangi solatku, karena kamu adalah orang yang ragu, bahwa Alloh lah yang memberi rizki kepada makhluk.
Dan kamu tidak pantas menjadi imam karena keraguanmu, sebaiknya kamu berhenti menjadi Imam dalam solat. Abu Yazid pun, pergi meninggalkan imam tersebut.
Catatan Tambahan :
_Kalau Rizki Itu Diukur
Dari Kerja Keras..Maka Kuli Bangunan Lah Yg Akan Cepat Kaya_
_Jika Rizki Itu
Ditentukan Dr Waktu Kerja Maka Warung Kopi 24 Jam Lah Yg Akan Lbh
Mendapatkanya.._
_Bahkan Mungkin Mampu
Mengalahkah KFC Dan Mc. DONALD_
_Jika Rizki Itu
Milik Orang Pintar .Maka Dosen Yg Bergelar Panjang Yg Akan Lbh Kaya..._
_Jika Rizki Itu Karena
Jabatan Maka Presiden Dan Rajalah Orang Yg Akan Menduduki 100 Orang
Terkaya Di Dunia.._
_Rizki Itu Karena Kasih
Sayang Allah._
_" Mengejar Rizki..Jangan
Mengejar Jumlahnya.... Tetapi Berkahnya "_
_( Ali Bin Abi Thalib )_
*MESKIPUN LARI, RIZKIMU
AKAN TETAP MENGEJARMU*
“Kalaulah Anak Adam Lari
Dari Rezekinya (Untuk Menjalankan Perintah Allah) Sebagaimana Ia Lari Dari
Kematian, Niscaya Rezekinya Akan Mengejarnya Sebagaimana Kematian Itu Akan
Mengejarnya.” (HR Ibnu Hibban No. 1084)
Miskin Kaya Sudah Ada
Yang Mengaturnya.
ABDURRAHMAN BIN AUF
SELALU GAGAL JADI ORANG MISKIN
Jika Tiba-Tiba Kondisi
Ekonomi "Down", Saya Selalu Terhibur Mengingat Kisah Bisnis Abdurrahman
Bin Auf, Tentang Investasinya Membeli Kurma Busuk.
Suatu Ketika Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wa Sallam Berkata, Abdurrahman Bin Auf R.A Akan Masuk Surga Terakhir
Karena Terlalu Kaya.
Ini Karena Orang Yang
Paling Kaya Akan Dihisab Paling Lama.
Maka Mendengar Ini, Abdul
Rahman Bin Auf R.A Pun Berfikir Keras, Bagaimana Agar Bisa Kembali Menjadi
Miskin Supaya Dapat Masuk Syurga Lebih Awal.
Setelah Perang Tabuk,
Kurma Di Madinah Yang Ditinggalkan Sahabat Menjadi Busuk. Lalu Harganya Jatuh.
Abdurrahman Bin Auf R.A
Pun Menjual Semua Hartanya, Kemudian Memborong Semua Kurma Busuk Milik Sahabat
Tadi Dengan Harga Kurma Bagus.
Semuanya Bersyukur..Alhamdulillah..Kurma
Yang Dikhawatirkan Tidak Laku, Tiba-Tiba Laku Keras! Diborong Semuanya Oleh Abdurrahman
Bin Auf. Sahabat Gembira.
Abdurrahman Bin Auf R.A
Pun Juga Gembira.
Sahabat Lain Gembira
Sebab Semua Dagangannya Laku.
Abdurrahman Bin Auf R.A
Gembira Juga Sebab...Berharap
Jatuh Miskin!
Masya Allah....Hebat
_Coba Kalau Kita? Usaha Diuji
Dikit, Udah Teriak Tak Tentu Arah._
Abdurrahman Bin Auf R.A
Merasa Sangat Lega, Sebab Tahu Akan Bakal Masuk Surga Dulu, Sebab Sudah Miskin.
Namun.. Masya Allah
Rencana Allah Subhanahu Wa
Ta'ala Itu Memang Terbaik..
Tiba-Tiba, Datang Utusan
Dari Yaman Membawa Berita, Raja Yaman Mencari Kurma Busuk.
Rupa-Rupanya, Di Yaman Sedang
Berjangkit Wabah Penyakit Menular, Dan Obat Yang Cocok Adalah KURMA BUSUK !
Utusan Raja Yaman Berniat
Memborong Semua Kurma Abdurrahman Bin Auf R.A Dengan Harga 10 Kali Lipat Dari
Harga Kurma Biasa.
Allahu Akbar....
Orang Lain Berusaha Keras
Jadi Kaya. Sebaliknya, Abdurrahman Bin Auf Berusaha Keras Jadi Miskin Tapi
Selalu Gagal. Benarlah Firman Allah:
_"Wahai Manusia, Di
Langit Ada Rezki Bagi Kalian. Juga Semua Karunia Yang Dijanjikan Pada Kalian
" (Qs. Adz Dzariat, 22 )_
Jadi.. Yang Banyak
Memberi Rezeki Itu Datangnya Dari Kurma Yang Bagus Atau Kurma Yang Busuk?
Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Lah Yang Memberi Rezki
Semoga Kisah Ini Dapat
*Menyuntik Kembali Semangat* Dalam Diri Kita Semua, Yang Sedang Diuji
Dalam Pekerjaan Dan Usaha Kita, UNTUK LEBIH MENGUTAMAKAN URUSAN Kepada Allah Dibanding
Urusan Dunia Yang Sementara Ini, Aamiin.
Komentar
Posting Komentar